Merangsang perkembangan otak anak sejak dini sangat penting untuk pembentukan sinaps, karena otak pada masa kecil paling fleksibel dan mudah digunakan untuk belajar. Sebagai orang tua, Anda memiliki kesempatan untuk merangsang perkembangan otak anak Anda sampai usia 3 tahun.
Pada saat lahir, otak bayi mengandung 100 milyar saraf. Otak akan berkembang membentuk percabangan (sinaps) sampai usia 3 tahun. Oleh sebab itu banyak orang menyebut usia hingga 3 tahun adalah usia emas (golden ages). Sinaps yang paling banyak digunakan akan menjadi permanen. Cara paling baik untuk merangsang perkembangan otak adalah dengan memastikan adanya kedekatan emosional sejak dini dengan orangtuanya.
0-3 bulan
Berikan senyuman sambil menatap mata bayi, memeluk, menggendong, membunyikan suara atau musik, dirangsang untuk meraih mainan, menggulingkan badan ke kanan/kiri, tengkurap-telentang.
Berikan senyuman sambil menatap mata bayi, memeluk, menggendong, membunyikan suara atau musik, dirangsang untuk meraih mainan, menggulingkan badan ke kanan/kiri, tengkurap-telentang.
3-6 bulan
Memperlihatkan wajah bayi di cermin, bermain ‘cilukba’, bernyanyi, dirangsang untuk tengkurap-telentang, duduk.
Memperlihatkan wajah bayi di cermin, bermain ‘cilukba’, bernyanyi, dirangsang untuk tengkurap-telentang, duduk.
6-9 bulan
Panggil namanya, bersalaman, bertepuk tangan, bacakan dongeng, bernyanyi atau bermain musik bersama, rangsang untuk duduk, berlatih berdiri dengan berpegangan.
Panggil namanya, bersalaman, bertepuk tangan, bacakan dongeng, bernyanyi atau bermain musik bersama, rangsang untuk duduk, berlatih berdiri dengan berpegangan.
9-12 bulan
Menyebut nama orang tua, kakak, latih berdiri, jalan sambil berpegangan, minum dari gelas, masukkan mainan ke dalam wadah, berikan mainan sederhana berbentuk binatang.
Menyebut nama orang tua, kakak, latih berdiri, jalan sambil berpegangan, minum dari gelas, masukkan mainan ke dalam wadah, berikan mainan sederhana berbentuk binatang.
12-18 bulan
Susun balok kubus, bermain puzzle sederhana, latihlah untuk berjalan tanpa berpegangan, lepas celana, tendang bola, mengerti apa yang diperintahkan (apa ini, pegang ini, mana buku, ambil ini), bacakan dongeng yang lebih panjang.
Susun balok kubus, bermain puzzle sederhana, latihlah untuk berjalan tanpa berpegangan, lepas celana, tendang bola, mengerti apa yang diperintahkan (apa ini, pegang ini, mana buku, ambil ini), bacakan dongeng yang lebih panjang.
18-24 bulan
Perkenalkan benda-benda disekitar rumah, tunjuk, sebutkan dan tanyakan bagian-bagian tubuh, pakai baju-celana, cuci-tangan, menggambar atau mewarnai, latihan berlari, lempar bola, lompat, ajak bicara tentang kesehariannya tentang makan, minum dan mandi.
Perkenalkan benda-benda disekitar rumah, tunjuk, sebutkan dan tanyakan bagian-bagian tubuh, pakai baju-celana, cuci-tangan, menggambar atau mewarnai, latihan berlari, lempar bola, lompat, ajak bicara tentang kesehariannya tentang makan, minum dan mandi.
2-3 tahun
Tambahkan pengetahuan dengan mengenalkan warna, pengenalan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah), hitung benda, sikat gigi, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil/besar di toilet, untuk menambah perbendaharaan katanya bacakan cerita yang agak panjang.
Tambahkan pengetahuan dengan mengenalkan warna, pengenalan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah), hitung benda, sikat gigi, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil/besar di toilet, untuk menambah perbendaharaan katanya bacakan cerita yang agak panjang.
Setelah 3 tahun
Belajar menulis serta memegang pensil yang baik, mengenal huruf dan angka, kemandirian (bisa ditinggal di sekolah), berbagi dengan teman.
Belajar menulis serta memegang pensil yang baik, mengenal huruf dan angka, kemandirian (bisa ditinggal di sekolah), berbagi dengan teman.
Rangsangan harus dilakukan dengan suasana bermain yang menyenangkan disertai kasih sayang secara terus menerus dan berbagai macam variasi. Hal itu akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel otak, melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks.
Anak yang selalu terhubung dengan orangtuanya, perkembangan otaknya akan berjalan sangat baik dan akan semakin responsif menerima stimulasi. Sementara jika anak tidak merasa aman maka ia akan lebih sulit untuk belajar. Lebih dari itu anak juga akan merasa tertarik belajar bila dalam belajar ia dihargai oleh orang-orang yang peduli dengannya.
No comments:
Post a Comment