Monday, September 26, 2011

AWAS tifus


Penyakit apalagi yang perlu diwaspadai menyerang si kecil? Tifus. Masa ah? Tifus kan biasanya menyerang anak atau dewasa yang mengonsumsi jajanan ang tidak terjamin kebersihannya. Bayi kan hanya mengonsumsi ASI dan makanan pendamping ASI yang dibuat sendiri, lalu bagaimana penyakit ini pun dapat mengancam si kecil?

Tifus sebenarnya merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja. Penyebabnya adalah kuman Salmonella Typhi. Kuman ini mudah menyebar terutama di lingkungan dengan kondisi sanitasi yang buruk.

Tifus umumnya menjangkiti dan masuk ke dalam tubuh lewat makanan yang kurang bersih. Namun penularan tifus ke bayi adalah lewat orang dewasa sehat yang membawa kuman tifus (healthy carrier). Pembawa kuman tifus ini umumnya pernah sakit tifus namun tidak menjalani pengobatan dengan tuntas. Pada bayi 6 bulan ke atas dan sudah mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) penularannya bisa terjadi ketika Bunda kurang memerhatikan kebersihan saat pengolahan, penyajian dan pemberian MPASI. Biasanya tifus yang menyerang bayi dinamakan neonatal typhoid.

Gejala tifus pada bayi lebih sulit terdeteksi dibanding orang dewasa. Sulit menentukan gejala secara spesifik, apalagi jika demamnya baru 1-2 hari, maka itu menegakkan diagnosis tifus pada bayi tidak mudah. Namun Bunda perlu curiga jika menemukan tanda-tanda dibawah ini.

1. Bayi mengalami demam yang berpola naik turun. Naik di sore harai lalu menurun di pagi hingga siang hari. Demam biasanya berlangsung lama (lebih dari 5 hari).

2. Kuman tifus biasanya menyerang saluran cerna hingga menyebabkan gangguan dalam penyerapan cairan yang berakibat sulit BAB atau diare.

3. Lidah tampak memutih dengan ujung dan tepi berwarna kemerahan sehingga sering disebut 'lidah kotor'

4. Kuman tifus berkembang biak di hati dan limpa hingga menyebabkan pembengkakan dan menekan lambung sehingga timbul rasa mual atau bahkan hingga muntah.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat lagi, dokter akan melakukan tes widal yaitu mendiagnosis tifus lewat darah. Tes ini juga bisa mendeteksi penyakit paratifus, penyakit dengan gejala mirip tifus namun lebih ringan.

Pengobatan tifus pada bayi tidak jauh berbeda dari pengobatan pada anak atau orang dewasa. Pengobatan bertujuan untuk meniadakan invasi kuman dan mempercepat pembasmian kuman, memperpendek perjalanan penyakit serta mempercepat penyembuhan, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali.

Dokter pun memilih antibiotik yang tepat untuk bayi. Selain itu, bayi juga dianjurkan makan dan minum dengan kandungan nutrisi dan porsi yang cukup. Masak hingga bahan makanan lunak. Pilih bahan yang tidak menimbulkan banyak gas.

No comments:

Post a Comment