Friday, September 30, 2011

HAMIL PALSU


ANDA pernah mendengar hamil palsu? Mungkin istilah ini masih asing di telinga kita, namun kenyataannya hal itu ada dan tidak banyak diketahui para ibu.
Menurut Womenshealth, hamil palsu atau yang disebut pseudocyesis adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan yang tidak hamil namun merasa atau percaya bahwa dirinya sedang hamil, meskipun tidak ada bukti fisik kehamilan. Tidak menstruasi, morning sickness, mengidam, sakit di bagian perut dan pembesaran payudara adalah gejala-gejala yang dikeluhkan penderita hamil palsu.
Perempuan yang mengalami kehamilan palsu atau disebut pseudopregnancy seringkali mengalami gejala kehamilan yang nyata seperti perempuan hamil pada umumnya. Meskipun kondisi ini belum sepenuhnya dapat dijelaskan, para ahli percaya penyebab utamanya adalah masalah emosional dan psikologis.
Perbedaan Hamil Anggur dan Hamil Palsu
Hamil anggur yakni kehamilan dimana terdapat kegagalan pembentukan janin dalam kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah mola hidatidosa. Rahim hanya berisi gelembung-gelembung cairan bening seperti buah anggur atau gelembung udara.
Sedangkan perempuan yang mengalami hamil palsu, rahimnya dalam kondisi kosong dalam arti tidak terdapat janin, namun penderita mengeluhkan gejala yang biasa dialami oleh seseorang yang benar-benar hamil.
Penyebab Hamil Palsu
Sebuah penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara kehamilan palsu dengan kelenjar pituitary (pusat produksi hormon selama kehamilan). Ketidakseimbangan hormon ini sering dipicu oleh stres dan kecemasan, sehingga dapat menyebabkan perubahan emosi dan psikologis yang mengarah pada kepercayaan atas sesuatu yang sangat diharapkannya.
Perempuan yang mengalami kondisi ini biasanya dianjurkan untuk melakukan konseling, karena penyebab dasarnya adalah emosional dan psikologis termasuk stres, gelisah dan depresi.
Para psikolog percaya bahwa perempuan yang mengalami kehamilan palsu memiliki keinginan yang sangat kuat untuk hamil, sehingga dirinya merasa mengalami proses kehamilan. Perempuan yang beresiko mengalami hamil palsu ini, diantaranya:
- Usia akhir 30 atau awal 40 tahun dan belum memiliki anak
- Pernah mengalami keguguran pada kandungan sebelumnya
- Sangat ingin punya anak lagi, karena anak yang kecil sudah layak punya adik lagi
- Di lingkungannya ada perempuan yang sedang hamil
- Faktor stres dan kecemasan, terutama yang menyangkut kehamilan
(V. Aztriko/CN16)

No comments:

Post a Comment