Thursday, September 29, 2011

BAKAT ANAKKU APA?.....


Bakat adalah potensi yang ada dalam diri seseorang. Menurut Fabiola Prisciliia H, M Psi, potensi tersebut perlu dirangsang terlebih dahulu sehingga dapat terlihat sebagai suatu kecakapan, pengetahuan atau keterampilan khusus yang membuat seseorang terlihat lebih dibandingkan orang lain. Misalnya, anak yang memiliki bakat melukis harus diberikan rangsangan atau stimulasi mengembangkan kemampuan seni lukisnya lewat sanggar lukis. Disana anak dapat belajar memahami konsep warna, kepekaan akan keserasian warna, kualitas garis dan perasaan akan keindahan.
Ada dua faktor yang mempengaruhi bakat, yaitu dari diri sendiri dan factor dari orang lain. Kendati sudah memiliki potensi bakat, anak tetap perlu motivasi agar bakat bisa berkembang dengan optimal. Motivasi pertama tentu saja datang dari orangtua karena merupakan salah satu faktor pembentuk bakat dalam diri sendiri. Adanya motivasi dipercaya dapat membangkitkan rasa percaya diri anak. Motivasi dan rasa percaya diri anak dapat ditingkatkan dengan memperluas wawasan dan pergaulan. Sedangkan, lingkungan dapat memberikan dukungan dengan menyediakan fasilitas atau stimulasi.
Anak berbakat mempunyai metode pengajaran tertentu. Dan orangtua mempunyai peranan penting dalam mengembangkan bakat anak. Anak golongan ini lebih suka bereksplorasi. Maka berikan anak kesempatan seluasnya untuk mengembangkan ide-ide mereka sehingga anak terangsang meningkatkan kreativitas dan daya imajinasinya. Kesempatan yang diberikan bisa berupa mengikutsertakan anak untuk mendalami bakatnya, misalnya les musik, melukis, sanggar sastra, menari, kemampuan berkomunikasi atau olahraga.
Mulai kegiatan sederhana
Terkadang belajar di dalam ruangan membuat anak jenuh. Orangtua bias membawa anak berbakat bersama teman-temannya ke suatu tempat yang menyenangkan dan bermanfaat. Misalnya ke kebun binatang, mereka dapat melihat hewan secara langsung dan belajar mengklasi. kasikannya. Jika mungkin ajak anak bertanya pada petugas kebun binatang tentang kebiasaan makan dan sifat-sifat hewan. Setelahnya tanyakan pendapat anak mengenai perjalanannya. Mulailah dari kegiatan yang sederhana dahulu sebelum melakukan hal yang lebih rumit. Merupakan tantangan tersendiri bagi orangtua saat mendampingi anak berbakat untuk dapat mengoptimalkan kemampuannya. Menurut Fabiola, ada hal-hal yang perlu diperhatikan orangtua saat berinteraksi dengan anak. Apabila anak tidak menunjukkan minat, jangan dipaksakan. Lebih baik beri kesempatan untuk mencoba kegiatan lain. Untuk itu, orangtua harus jeli memperhatikan kemampuan anak sesuai tingkat usianya. Meski tergolong anak berbakat tetap amati tahapan perkembangannya. Misalnya, jangan memaksa anak usia dua tahun menggambar desain yang kompleks. Sementara kemampuan menggambarnya baru pada tahap scrabble atau corat-coret.
Perhatikan jadwal kegiatan sesuai dengan kebutuhan . sik anak. Misalnya, satu minggu dua kali. Jangan pula memaksa anak mengikuti banyak les. Jika anak tidak keberatan Anda dapat meneruskannya. Namun, jika anak mulai jenuh, coba berikan dia waktu istirahat atau alihkan ke kegiatan yang diminatinya. Tahap coba-coba tidak merugikan asal sesuai dengan kemauan dan kemampuan anak. Perlu diingat, sebelum mengikutsertakan anak ke sanggar terlebih dahulu tanyakan minat anak. Ini penting agar anak dapat konsisten dengan apa yang dipilihnya sehingga bakatnya bisa berkembang secara optimal. Setiap anak dibekali bakat yang berbeda-beda ada anak yang mudah sekali mengungkapkan isi hatinya dan ada anak yang tertutup. Peran orangtua dan keluarga sangat diperlukan. Sebisa mungkin dampingi anak dalam mengasah bakatnya. Mendampingi anak juga bagian dari motivasi yang berperan penting dalam perkembangan anak. Bakat anak tidak hanya perlu distimulasi tapi juga dikembangkan. Misalnya, dengan melibatkan anak dalam berbagai kegiatan yang menarik perhatiannya sehingga anak semangat untuk mencoba. Ketertarikan anak dalam kegiatan tertentu sebaiknya didukung penuh oleh sarana dan prasarana yang memadai, misalnya jika anak terlihat senang menggambar atau melukis, sediakan krayon atau cat air. Setelah anak terlihat menikmati kegiatan tersebut, berilah dukungan untuk mengembangkan kemampuannya. Misal, dalam melukis, ajak anak menceritakan hasil gambarnya. Kembangkan imajinasi anak.Jangan lupa memberikan penghargaan berupa pujian, pelukan atau makanan kecil favoritnya apabila anak berhasil selesai mengerjakan aktivitas tersebut.
Belajar teraturKendati anak mempunyai bakat, anak juga perlu proses pembelajaran yang teratur. Terkadang anak menyukai kegiatan secara musiman. Misalnya, di sekolahnya sedang marak aktivitas menggambar, dia jadi tertarik menggambar. Lalu minggu depan sekolah menghadirkan aktivitas menari, anak beralih suka menari. Jika Anda perhatikan tanggapan anak positif dan konsisten setiap minggunya. Itu artinya anak tertarik pada kegiatan tersebut. Namun, tidak selamanya konsisten diukur dari waktu. “Minat anak dapat dilihat dari ekspresi atau pertanyaan anak selama kegiatan itu berlangsung”, ujar Fabiola. Umumnya, lanjut Fabiola anak akan terlihat sebagai ‘pengganggu’ yang dapat diamati dari tingkah lakunya. Biasanya terjadi ketika anak merasa ruang geraknya terbatas. Maka anak akan mencari aklivitas lain untuk menyalurkan keinginannya. Misal, ketika anak tidak mendapatkan jawaban yang memenuhi rasa ingin tahunya dari pengajar, lalu mulailah ia melakukan observasi sendiri. “Jika dilihat gamblang memang terkesan cari-cari perhatian, namun coba telusuri lagi apa penyebab sikapnya tersebut”, jelasnya.
Anak berbakat memiliki ide-ide yang unik dan cemerlang. Sayangnya tidak semua orang dapat menerima ide tersebut. Dengan ide-ide kreatifnya, julukan aneh sering mampir di telinganya. Sehingga anak mulai mengucilkan dirinya sendiri. “Lebih parah lagi lagi anak akan membatasi kreativitas berpikirnya sendiri karena takut dibilang aneh”, kata Fabiola. Kalau dihadapkan pada masalah ini, orangtua harus dapat mengenali anak terlebih dulu. Perlu dipahami, salah satu ciri anak berbakat, yaitu memiliki ide yang jarang dimiliki anak lain. Untuk itu biasakan menghargai ide-ide anak, lalu ikut mencoba merealisasikan idenya. Anak akan lebih percaya diri. Saat anak diremehkan dengan idenya, dia dapat berkata ‘Kalau gak percaya, kita bisa mencobanya bersama-sama’. “Mereka selalu mempunyai ide-ide cemerlang yang dapat dipertanggung jawabkan kesahihannya”, papar Fabi.
Menurut Smutny dalam artikelnya How Can The Talents Of Young Gifted Children Be Assessed. Ada beberapa karakteristik anak berbakat yang dapat Anda amati saat anak berusia 4-6 tahun, antara lain: Anak berbakat selalu saja ingin tahu dalam segala hal. Sehingga terkadang mereka sering mengajukan pertanyaan yang sulit dijawab. Misalnya ‘kenapa langit berwarna biru?’ atau ‘mengapa manusia harus makan?’. Dalam menyampaikan pesan mereka mempunyai susunan kata yang lebih kompleks dibanding anak seusianya. Dengan kekayaan perbendaharaan kata, anak spesial ini dapat lebih mudah mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Jangan terkejut jika anak berbakat Anda sudah bias mengatasi masalahnya sendiri dengan caranya yang unik. Lebih waspada dengan apa yang terjadi di lingkungannya. Karena mereka memiliki daya ingat yang tinggi. Mereka pun lebih cepat menghapal rute jalan dibandingkan Anda. Anak kerap memperlihatkan kemampuan yang tidak biasa dalam bakatnya (seni lukis, musik atau drama) terutama ide-ide mereka yang orisinil berdasarkan imajinasinya. Anak sering terlihat mengerjakan sesuatu sendiri tanpa meminta bantuan siapa pun. Kesendirian ini bukan berarti anak pasif melainkan anak merasa lebih bebas berinisiatif. Sering-seringlah buka telinga untuk mendengar opininya. Salah satu ciri anak berbakat ketika Anda memberikan tugas sulit, anak lebih tertantang. Semakin sulit puzzle yang dikerjakan semakin tertarik anak menyelesaikannya. Beberapa dari anak berbakat senang membuat cerita khayalan mereka dan mendongengkannya. Dukung kegemarannya bercerita. Ini bisa jadi awal pengenalan anak dengan buku. Meski tidak semua anak berbakat menunjukkan karakter yang disebutkan, tapi sebagai acuan dasar mengetahui apakah anak masuk golongan anak berbakat. Orangtua harus fokus pada kebiasaan sehari-harinya. Misalnya, dalam percakapan, aktivitas dan respon anak saat belajar atau melakukan suatu kegiatan.
Tes Mengidentifikasi Bakat AnakAda beberapa prosedur dan instrumen tes yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi anak berbakat. Seringkali alat ukur yang dipakai tergantung alasan atau tujuannya. Misal, untuk menilai kemampuan sosial anak maka tes ukur diberikan ketika anak berada di dalam sebuah kelompok. Tes yang termasuk didalamnya, yaitu Iowa Test of Basic Skills (ITBS), Terra Nova, dan California Achievement Test (CAT). Achievement tests kerap diberikan untuk mengetahui level kemampuan anak. Sedangkan, tes inteligensi untuk mengukur kemampuan berpikir anak dan minatnya (bakat). Tes mengenali bakat ini antara lain, Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) atau Wechsler Preschool and Primary Scales of Intelligence (WPPSI) dan Stanford-Binet Intelligence Scale. Tes tersebut hanya bisa dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya, seperti psikolog. Atau Anda bisa mengidentifikasinya sendiri secara alamiah. Sebaiknya juga diimbangi dengan pemberian fasilitas. “Agar lebih maksimal tes dilakukan ketika anak memasuki usia remaja. Menurut saya lebih baik didasari dengan observasi dan fasilitas secara optimal. Percaya dengan hasil tes saja tidak cukup,” saran Fabiola.
Karena anak berbakat tergolong cakap, jangan lupa memodi. kasi ‘menu kegiatannya’. Berikut kegiatan sederhana yang dapat Anda jadikan acuan:
1. Anak berbakat sangat gemar membaca
Mereka memiliki ragam bacaan yang luas. Untuk mendukung minat baca anak, orangtua dapat memberikan fasilitas yang memadai, seperti membelikan buku-buku yang tengah ‘digandrungi’ anak. Misalnya, saat anak sedang menyukai buku-buku tentang binatang, Anda dapat membeli beberapa buku tentang binatang reptil, unggas dan burung, ikan, mamalia, dan sebagainya. Sesekali bawa anak menjelajahi perpustakaan atau toko buku. Luangkan waktu untuk berdiskusi dengan anak mengenai buku yang sedang dibaca. Anak berbakat sangat membutuhkan diskusi sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran, ide, gagasan dan perasaan mereka. Tanpa disadari kegiatan diskusi membantu merangsang minat dan pikiran anak. Agar tambah menarik buat seminar kecil bersama beberapa anak berbakat lainnya, misalnya mendiskusikan bacaan. Tapi ingat, pilihlah bacaan yang ringan sesuai dengan minat mereka. Jika anak sulit mengartikan suatu kata, dorong anak menggunakan kamus untuk mencari arti kata atau sinonimnya.
2. Kegiatan menulis
Menulis dapat menjadi media ekspresi anak, begitu juga anak berbakat. Untuk itu orangtua bisa menggabungkan kegiatan diskusi dengan kegiatan menulis. Usai membaca buku, minta anak menuliskan beberapa paragraph tentang yang mereka dapatkan dari buku, atau ungkapan perasaan. Mengenalkannya pada puisi, mulai dengan membacakan buku kumpulan puisi. Sehingga anak akan terpicu untuk mengungkapkan ekspresinya melalui puisi. Menemaninya bermain kata-kata. Misalnya, bermain scrabble, mengisi teka-teki silang, menyusun kalimat dari kata-kata yang tersedia, atau bermain membuat kata dari huruf-huruf tertentu.
3. Kegiatan matematika
Menemani bermain yang menggunakan problem solving, seperti puzzle. Bermain mencongak dapat menjadi kegiatan menyenangkan. Belajar untuk membuat klasi. Kasi benda, bunga, hewan, angka, dan sebagainya.

4. Proyek ilmiah

Anak berbakat perlu mendapat kesempatan dan dukungan untuk mengerjakan proyek ilmiah agar anak lebih memahami dan menguasai materi. Dengan mengerjakan proyek ilmiah anak mempelajari langkah-langkah dalam melakukan penelitian. Misalnya, mereka sedang membaca buku tentang mamalia, minta anak menggambar jenis-jenis hewan mamalia dalam buku penelitiannya. Lalu tentukan klasi. kasi mamalia yang hidup darat (kambing,sapi,kerbau,dll). Ajak anak mengumpulkan gambar- gambar hewan mamalia. Anak dapat memilih topik yang diinginkan.
source:Mita Zoelandari

No comments:

Post a Comment