Layaknya kebanyakan ibu, tentunya Anda ingin si kecil terbiasa berperilaku sehat. “Melatih kebiasaan sehat sebaiknya di mulai dari rumah. Tempat adanya momen-momen belajar dalam keseharian, “ kata Donald Shifrin, M.D., Kepala dokter anak dari Fakultas Kedokteran The University of Washingthon, di Seattle.
Salah satu cara mudah memulainya, ajarkan dengan mencontohkan perilaku Anda. Anak-anak sangat senang meniru ayah dan ibu mereka. Misalnya, bila potongan brokoli tidak menarik minat si kecil sama sekali, Anda harus lebih kreatif. Berikut, beberapa kebiasaan sehat penting yang bisa mendorong Anda, dan cara mudah agar si kecil bisa memulainya:
- Tularkan kebiasaan sehat
Jika Anda dan suami hobi mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, ternyata anak Anda punya kesempatan lebih besar ikut mengonsumsinya. Tapi, bagaimana bila si kecil bukan peniru? Buatlah menyenangkan untuknya! Indah, seorang ibu bekerja menempelkan grafik ‘sayuran’ lemari es untuk anaknya Rasya (5). Bila Rasya makan sayur saat makan malam, sang ibu memasang stiker ’smiley face’ pada grafik tersebut.
Anda juga bisa mengajak si kecil berbelanja, dan biarkan ia memilih sayuran ’minggu ini’ – makanan baru yang bisa dicoba seluruh anggota keluarga. Bersamanya, Anda pun bisa memberi tahu padanya cara mengolah sayuran dan buah-buahan. Misalnya, mangga, potong kecil-kecil, dan masukkan dalam tusukan. Lain waktu, buat smoothies dari mangga. Atau tantang ia untuk memakan lima sayuran dengan warna berbeda-beda, seperti warna pelangi.
Ada cara lain yang bisa dicoba. Zika, mama dua anak, menemukan pendekatan ampuh. Tanpa sengaja di satu malam, ketika ia terlambat menyiapkan makan malam.”Buru-buru saya memasukkan kacang polong beku ke dalam microwave untuk mengganjal perut anak saya yang berusia dua tahun, sebelum makan malam. Dan, untuk pertama kalinya, ia menghabiskan makanan tersebut hingga tuntas.” Semenjak itu, ia menyediakan makanan pembuka seperti wortel mini atau semangkuk jagung setiap malam, dan anak-anaknya selalu menghabiskan makanan mereka.
- Ayo bergerak!
Menjadi aktif dapat melenyapkan kesempatan si kecil menjadi gemuk. Sehingga risiko terkena penyakit jantung dan diabetes melitus tipe 2 menjadi berkurang, serta membantu suasana hatinya senantiasa baik. Sayangnya, hanya satu dari empat anak-anak yang melakukan aktivitas fisik selama 30 menit sehari. Apa kuncinya menjadikan kegiatan ini menjadi kebiasaan? Berhenti memaksanya berolahraga. “Bersenang-senanglah! Bermain hula hoops. Pergi berkemah. Berlarian di taman sambil menangkap daun berjatuhan.
Setiap pagi, suami Anda bisa membuat permainan bersamanya saat melakukan push up dan sit up di lantai. Si kecil bisa memutuskan berapa kali ayahnya harus melakukan gerakan tersebut. Dan, Sebagai gantinya, anak Anda diminta melakukan setengah dari jumlah gerakan yang dijalani ayahnya.
Jika tidak ada motivasi yang mampu membuat anak Anda bergerak, cobalah sebuah sistem yang membatasi waktu ‘diam’. Misalnya, Anda bisa memberikan tiga koin plastik - tiap koin berlaku untuk 30 menit menonton teve atau bermain komputer – untuk digunakan sepanjang hari. Dia bisa mendapatkan ekstra koin, jika bermain di luar rumah, atau berenang.
Source: • VIVAnews
Salah satu cara mudah memulainya, ajarkan dengan mencontohkan perilaku Anda. Anak-anak sangat senang meniru ayah dan ibu mereka. Misalnya, bila potongan brokoli tidak menarik minat si kecil sama sekali, Anda harus lebih kreatif. Berikut, beberapa kebiasaan sehat penting yang bisa mendorong Anda, dan cara mudah agar si kecil bisa memulainya:
- Tularkan kebiasaan sehat
Jika Anda dan suami hobi mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, ternyata anak Anda punya kesempatan lebih besar ikut mengonsumsinya. Tapi, bagaimana bila si kecil bukan peniru? Buatlah menyenangkan untuknya! Indah, seorang ibu bekerja menempelkan grafik ‘sayuran’ lemari es untuk anaknya Rasya (5). Bila Rasya makan sayur saat makan malam, sang ibu memasang stiker ’smiley face’ pada grafik tersebut.
Anda juga bisa mengajak si kecil berbelanja, dan biarkan ia memilih sayuran ’minggu ini’ – makanan baru yang bisa dicoba seluruh anggota keluarga. Bersamanya, Anda pun bisa memberi tahu padanya cara mengolah sayuran dan buah-buahan. Misalnya, mangga, potong kecil-kecil, dan masukkan dalam tusukan. Lain waktu, buat smoothies dari mangga. Atau tantang ia untuk memakan lima sayuran dengan warna berbeda-beda, seperti warna pelangi.
Ada cara lain yang bisa dicoba. Zika, mama dua anak, menemukan pendekatan ampuh. Tanpa sengaja di satu malam, ketika ia terlambat menyiapkan makan malam.”Buru-buru saya memasukkan kacang polong beku ke dalam microwave untuk mengganjal perut anak saya yang berusia dua tahun, sebelum makan malam. Dan, untuk pertama kalinya, ia menghabiskan makanan tersebut hingga tuntas.” Semenjak itu, ia menyediakan makanan pembuka seperti wortel mini atau semangkuk jagung setiap malam, dan anak-anaknya selalu menghabiskan makanan mereka.
- Ayo bergerak!
Menjadi aktif dapat melenyapkan kesempatan si kecil menjadi gemuk. Sehingga risiko terkena penyakit jantung dan diabetes melitus tipe 2 menjadi berkurang, serta membantu suasana hatinya senantiasa baik. Sayangnya, hanya satu dari empat anak-anak yang melakukan aktivitas fisik selama 30 menit sehari. Apa kuncinya menjadikan kegiatan ini menjadi kebiasaan? Berhenti memaksanya berolahraga. “Bersenang-senanglah! Bermain hula hoops. Pergi berkemah. Berlarian di taman sambil menangkap daun berjatuhan.
Setiap pagi, suami Anda bisa membuat permainan bersamanya saat melakukan push up dan sit up di lantai. Si kecil bisa memutuskan berapa kali ayahnya harus melakukan gerakan tersebut. Dan, Sebagai gantinya, anak Anda diminta melakukan setengah dari jumlah gerakan yang dijalani ayahnya.
Jika tidak ada motivasi yang mampu membuat anak Anda bergerak, cobalah sebuah sistem yang membatasi waktu ‘diam’. Misalnya, Anda bisa memberikan tiga koin plastik - tiap koin berlaku untuk 30 menit menonton teve atau bermain komputer – untuk digunakan sepanjang hari. Dia bisa mendapatkan ekstra koin, jika bermain di luar rumah, atau berenang.
No comments:
Post a Comment